Aturan Emas Dalam Islam
Menurut orang Muslim, bukan Aturan Emas yang menentukan apa yang baik dan apa yang jahat, melainkan Muhammad. Mereka percaya bahwa apa yang baik untuk Islam adalah kebajikan tertinggi dan apa yang buruk untuk Islam adalah kejahatan terbesar. Inilah definisi baik dan jahat dalam Islam. Inilah etos semua bidat.
Oleh: Dr. Ali Sina
Artikel ini ditulis pada Mei 2009
Teman kami Robert Spencer dari Jihad Watch, seorang pembela peradaban Barat yang tidak mengenal lelah, mengirimi saya surel berikut dan meminta saya untuk menjawab kritik seorang Muslim terhadap sebuah artikel yang saya tulis 4 tahun yang lalu mengenai ketidakselarasan Islam dengan Aturan Emas. Berikut ini adalah surel Muslim dan respons saya kepadanya.
Belum lama ini saya mendapati serangan terhadap tulisan anda mengenai Islam dan Aturan Emas. Halaman-halaman berikut ini dikutip sebagai sanggahan. Bantuan apapun yang dapat anda berikan pada saya untuk meresponinya akan sangat saya hargai.
Teks Islam mengenai Aturan Emas:
Quran:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (Qs 4:36)
(faktanya Quran berbicara lebih jauh mengenai aturan Emas dengan mengatakan di lebih dari 4 tempat untuk “membalas kejahatan dengan kebaikan” (13:22, 23:96, 41:34, 28:54, 42:40)
Nabi Muhammad (SAW):
“Tidak seorangpun dari kamu mengasihi tetanggamu seperti dirimu sendiri” (Sahih Muslim)
“Barangsiapa ingin dilepaskan dari api dan masuk firdaus … harus memperlakukan orang seperti ia ingin diperlakukan.” (Sahih Muslim)
“Tidak seorangpun dari kamu benar-benar beriman hingga ia menginginkan untuk saudaranya apa yang diinginkannya untuk dirinya sendiri” (Empatpuluh Hadith-Nawawi)
“Tidak seorangpun dari kamu adalah orang beriman jika ia makan sampai kenyang sedangkan tetangganya tidak mempunyai apa-apa” (Musnad)
“Perbuatlah kepada semua orang apa yang kau ingin orang perbuat kepadamu; dan tolaklah untuk orang lain apa yang kau tolak untuk dirimu sendiri.” (Abu Dawud)
“Jangan sakiti siapapun agar tidak seorangpun menyakitimu.” (Pidato Perpisahan)
“Hendaknya tidak ada yang disakiti, juga janganlah saling menyakiti.” (Ibn- Majah)
Quran adalah kitab dengan standar ganda. Memang, ada anjuran-anjuran agar orang Muslim bersikap baik pada orang miskin, pengelana, anak yatim dan orang sakit. Diharapkan demikian. Jika anda ingin memulai suatu agama anda harus mengkhotbahkan sesuatu yang baik, jika tidak maka anda tidak akan mendapatkan seorangpun yang mempercayai anda. Anda tidak bisa hanya mengkhotbahkan hal yang jahat. Untuk menarik pengikut, anda harus mengajarkan hal-hal yang disukai orang dan dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai hal yang baik. Sekali mereka menerima anda sebagai seorang nabi, guru atau pembimbing spiritual mereka, maka anda dapat melakukan apapun yang anda inginkan dan meloloskan diri.
Perbedaan antara pengajar spiritual yang benar dan seorang penipu terletak pada konsistensi mereka. Ada beberapa pengajaran Muhammad yang dapat dibandingkan dengan pengajaran-pengajaran Yesus, tetapi pengajaran-pengajaran Yesus konsisten sedangkan pengajaran-pengajaran Muhammad tidak konsisten. Bahkan seorang penjahat dapat memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada anda, dan ini itu berarti bahwa ia adalah seorang yang baik.
Ketika saya masih muda, ada acara radio di Iran yang berjudul “Kota Di Dalam Kota Kita”. Setiap minggu produser mewawancarai seorang tahanan yang dijatuhi hukuman mati dan si penjahat itu kemudian menceritakan kisah hidupnya dan apa yang membuatnya melakukan kejahatan. Pada akhir acara, produser bertanya apakah si penjahat mempunyai nasehat yang ingin diberikan kepada orang-orang muda. Para penjahat ini seringkali mempunyai nasehat-nasehat yang sangat baik. Mereka tahu benar perbedaan antara yang benar dan yang salah. Saya teringat kembali ada sebuah pemikiran: seandainya ada orang yang mengumpulkan nasehat-nasehat para penjahat itu, ia dapat menulis buku penuntun yang paling baik. Kata-kata yang baik banyak terdapat dimana-mana hingga hampir tidak ada harganya. Jika perkataan tidak dibarengi dengan perbuatan, maka tidak ada nilainya. Faktanya perbedaan antara seorang yang besar dengan seorang penjahat terletak pada ukuran perkataan dan perbuatan mereka. Demagogi adalah wilayah kediaman semua penipu dan mereka dapat melakukannya dengan sangat baik.
Kita menemukan anjuran-anjuran baik yang sama dalam pengajaran-pengajaran Jim Jones yang sebenarnya mendasarkan agamanya pada “keadilan sosial”. Ia mengadopsi anak-anak dari berbagai ras untuk memberikan teladan.
Permasalahan dengan pengajaran-pengajaran baik Muhammad adalah, bahwa semuanya hanya untuk orang-orang Muslim. Ketika hadith berkata, “Tidak seorangpun dari kamu benar-benar beriman hingga ia menginginkan untuk saudaranya apa yang diingingkannya untuk dirinya”, itu berbicara mengenai saudaranya seiman.
Ilustrasi: pembantaian warga Ahmadiyah oleh massa Muslim di Cikeusik Propinsi Banten
Persaudaraan dalam Islam tidak menjangkau semua orang. Quran (9:23) menyatakan bahwa orang-orang beriman tidak boleh menjadikan ayah dan saudara-saudara mereka sebagai teman dan pelindung (aulia) jika mereka mengasihi Ketidaksetiaan melebihi Islam. Faktanya ada banyak ayat yang menganjurkan agar orang Muslim membunuh orang-orang tidak beriman dan bersikap keras kepada mereka. Ini adalah contoh yang jelas bahwa Islam tidak didasarkan pada Aturan Emas, yaitu: Sura (48:29): “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” Ini adalah definisi sempurna untuk fasisme.
Ada banyak ayat lainnya yang menunjukkan bahwa persaudaraan dalam Islam tidaklah universal. Orang-orang tidak beriman tidak mempunyai hak dan tidak boleh mendapat perlakuan yang sama dengan orang beriman. Seluruh Quran adalah pembengkokan Aturan Emas. Quran memerintahkan orang Muslim untuk membantai orang tidak beriman dimanapun mereka menemukannya (2:191), jangan bersahabat dengan mereka (3:28), perangilah mereka dan tunjukkanlah kekerasan pada mereka (9:123), penggallah kepala mereka (47:4), dan sebagainya. Apakah ayat-ayat ini selaras dengan Aturan Emas?
Islam adalah satu-satunya doktrin yang menghimbau para pemercayanya untuk melakukan kejahatan kepada orang lain semata-mata hanya karena mereka bukan orang beriman.
Menurut orang Muslim, bukan Aturan Emas yang menentukan apa yang baik dan apa yang jahat, melainkan Muhammad. Mereka percaya bahwa apa yang baik untuk Islam adalah kebajikan tertinggi dan apa yang buruk untuk Islam adalah kejahatan terbesar. Inilah definisi baik dan jahat dalam Islam. Inilah etos semua bidat. Mulai dari “Aum Shinrikyo” oleh Asahara hingga “People’s Temple” Jim Jones; dari “Unification Church” milik Sun Myung Moon hingga “Davidian Branch” David Koresh, tema yang terus berulang adalah minat bidat-bidat itu untuk membengkokkan pemahaman manusia tentang benar dan salah. Untuk mencapai tujuan bidat, yang dipandang sebagai kebaikan tertinggi, segala sesuatu termasuk berdusta, bahkan membunuh dan membantai diperbolehkan. Tujuannya kelihatan sungguh mulia sehingga membenarkan cara-cara yang digunakan untuk mencapainya. Ini adalah ide yang sama dengan fasisme dimana terlihat peninggian negara dan subordinasi total orang per orang diberlakukan.
Tidak satupun ayat yang dikutip diatas oleh orang Muslim mempunyai kaitan dengan Aturan Emas.
Sura 13:22 mengatakan agar orang beriman sabar dan bermurah hati dengan uang mereka. hanya inilah yang dituntut semua bidat dari para pengikut mereka. Semakin besar pengorbanan yang dibuat, maka mereka semakin dapat dimanipulasi.
Sura 23:96 menganjurkan orang Muslim untuk menolak kejahatan, sedangkan definisi kejahatan bagi Muhammad berkontradiksi dengannya.
Sura 41:34 adalah ayat yang diturunkan di Mekkah dimana Muhammad dan para pengikutnya masih diremehkan dan disini ia mengkhotbahkan kesabaran dan melawan kejahatan dengan kebaikan sehingga musuh-musuhmu dapat menjadi teman. Dapatkah ia melakukan hal yang lain? Ketika ia lemah, ia harus berlagak baik. Perintah-perintahnya berubah ketika ia berkuasa. Di Medinah ia membuang dan membantai seluruh populasi hanya karena ia curiga mereka tidak ramah kepadanya.
Sura 28:54 adalah pengulangan Sura 23:96 dan Sura 42:40 mengatakan siapapun yang mengampuni dan memperbaiki, ia akan mendapatkan pahalanya dari Allah. Namun demikian, Muhammad tidak pernah mengampuni orang-orang yang mengejeknya. Karena bagi Muhammad sifat tidak mengampuni sudah cukup untuk menentukan takdir Oqba, orang yang mengejek Muhammad di Mekkah. Ketika ia ditangkap di Perang Badr, Muhammad memerintahkan agar ia dipenggal. Oqba dengan berani mencoba mendiskusikan mengapa ia diperlakukan lebih kejam daripada para tawanan lain yang disandera untuk mendapatkan tebusan. “Oleh karena permusuhanmu dengan Allah dan nabi-Nya”, jawab Muhammad. “Oh, anak perempuanku yang masih kecil!” jerit Oqba, dalam kepahitan jiwanya, “siapakah yang akan mengurusnya?” – “Api neraka!”, tegas sang penakluk yang tidak punya hati itu; dan dengan seketika korbannya tersungkur ke tanah. “Ia sangat terkutuk!”, lanjut Muhammad, “dan pengkhianat! Orang yang tidak beriman kepada Allah , Nabi-Nya, dan kitab-Nya! Aku bersyukur kepada Allah yang telah membunuhmu, dan dengan itu mataku menjadi tentram.”[1]
Bagaimana anda menyelaraskan hal ini dengan klaim bahwa Muhammad dalam pidato perpisahannya mengatakan, “Janganlah menyakiti siapapun agar jangan ada yang menyakiti kamu”, dengan fakta di ranjang kematiannya ketika ia sedang sekarat ia berkata, “Tidak boleh ada dua agama di Arabia” dan memerintahkan pemaksaan pertobatan, penghapusan atau pembersihan etnis terhadap orang Yahudi dan Kristen dan pembantaian orang-orang Pagan?
Sura 9, yang merupakan kata-kata terakhir Muhammad, adalah sebuah manifesto diskriminasi dan pelecehan hak-hak azasi manusia. Sura ini sendiri adalah bukti bahwa Islam bertentangan dengan Aturan Emas.
Hal pertama untuk dapat merasakan sakit dan penderitaan orang lain adalah menerima bahwa mereka pun mempunyai perasaan yang sama dengan kita. Jika kita tidak memanusiakan manusia dan menyangkali perasaan-perasaan seperti itu juga dimiliki orang lain, maka kita tidak akan menyesal jika kita menyiksa mereka. Muhammad mengklaim semua orang yang tidak percaya kepada Allah adalah bintang yang paling keji dari semua binatang. Ia bahkan mengatakan bahwa semua orang tidak beriman akan berakhir di neraka, dimana mereka akan disiksa selamanya. Lalu bagaimana orang Muslim dapat memberi perlakuan yang sama pada orang-orang yang mereka yakini adalah binatang yang paling keji, yang layak mendapatkan penghukuman kekal?
Di dalam Quran dan hadith sama sekali tidak ada apapun yang dapat membuat kita percaya bahwa Islam selaras dengan Aturan Emas.